REAL ESTATE RESIDENSIAL
REAL ESTATE RESIDENSIAL merupakan jenis properti atau tanah dan bangunan yang mempunyai fungsi untuk tempat tinggal atau hunian, baik dimiliki secara perseorangan atau dikelola oleh pemerintah. RUMAH merupakan salah satu kebutuhan primer (papan) setiap manusia untuk dapat menunjang kehidupan, selain kebutuhan sandang dan pangan. Peranannya sebagai tempat tinggal tentu menjadi tempat bagi penghuni untuk menghabiskan waktunya melakukan berbagai aktivitas. Ukuran rumah tinggal yang ideal tergantung pada kebutuhan setiap penghuninya. Rumah juga dapat digunakan untuk menjalankan usaha lain, misalnya sebagai gudang pengusaha kecil, kos-kosan, atau disewakan kepada orang lain. Ada banyak alasan yang membuat seseorang memutuskan untuk membeli rumah. Ada orang yang ingin membeli rumah untuk ditinggali, namun ada juga orang yang membeli rumah kedua atau ketiga sebagai investasi. Rumah yang dibeli sebagai investasi dapat dipersiapkan untuk ditinggali oleh generasi mendatang.
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat tajam mengakibatkan kebutuhan akan perumahan pun meningkat. Selain itu, urbanisasi yang terus berlanjut juga menciptakan kebutuhan real estate residensial yang sangat besar, sehingga menjadi kebutuhan primer yang dengan segala upaya akan berusaha dipenuhi oleh banyak orang. Peningkatan nilai investasi rumah sekitar 15-20%. Aset properti berupa rumah relatif lebih mudah untuk dijual kembali atau diperjualbelikan, sehingga bisa dijadikan jaminan untuk meminjam uang ke bank. Hal ini menjadi pertimbangan jika suatu saat Anda membutuhkan uang dalam jumlah yang cukup besar untuk modal usaha atau kebutuhan mendesak lainnya.
Alasan memiliki rumah bukan saja sebagai tempat tinggal, tapi juga bisa sebagai aset pribadi. Hal itu karena rumah bisa menjadi aset paling berharga yang dimiliki oleh seseorang, karena nilainya yang terus meningkat seiring berjalannya waktu. Menunda membeli rumah saat Anda mampu membelinya adalah sikap yang KURANG TEPAT. Kenaikan harga properti yang pesat tidak sejalan dengan peningkatan bunga tabungan ataupun rata-rata kenaikan gaji. Sebaiknya membeli rumah yang belum ideal tetapi mencukupi kebutuhan. Baru nanti ketika punya rezeki lagi dan kebutuhan sudah berkembang, saatnya pindah ke rumah yang lebih baik. Meski demikian, di setiap fase apa pun Anda membeli rumah, entah itu rumah pertama ataupun pindah ke rumah baru untuk memenuhi kebutuhan yang sudah berkembang, pertimbangan antara emosional dan rasional harus tetap seimbang. Pada dasarnya jika Anda memiliki rumah untuk bertempat tinggal, pastikan kondisi, keadaan, serta suasana rumah tersebut aman, nyaman, sehat, serta sesuai dengan aktivitas keluarga.
Tumbuh pesatnya properti di kota Jogja setidaknya membuat harga rumah di Jogja terus melejit setiap tahunnya. Meski memiliki nilai upah minimum regional (UMR) yang tidak tinggi dan biaya hidup yang terbilang rendah, harga tanah dan bangunan di Jogja termasuk salah satu yang paling mahal di wilayah Indonesia setelah Bali dan Jakarta. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga rumah di Jogja terus meroket. Hal utamanya yang membuat harga rumah di Jogja tinggi adalah karena harga tanah atau lahannya yang tinggi. Tanah seharga Rp. 200.000 per meter persegi di Jogja sangat sulit di dapatkan, kalaupun ada, tempatnya jauh dan tidak strategis. Selain itu, permintaan yang tinggi akan tanah di kawasan tersebut juga memengaruhi harga. Meski demikian, memiliki properti di Jogja merupakan investasi jangka panjang dan tetap menguntungkan. Yogyakarta dikenal sebagai wilayah yang nyaman dan memiliki usia harapan hidup yang tinggi, menjadikannya pilihan favorit untuk tempat tinggal.